TUGAS MATA
KULIAH ANTROPOLOGI
TOBIANTO MANGAPAN
K11113319
KESEHATAN MASYARAKAT
FKM UNHAS
2013
“SEKILAS
TENTANG BUDAYA TORAJA”
SEKILAS TENTANG KEBUDAYAAN TORAJA
Suku Toraja adalah suku yang
menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya
diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di
Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas
suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan
kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia
telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya.
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya.
Sebelum abad ke-20, suku
Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum
tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang
dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada
tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia
Kondisi
lingkungan alam di Toraja dapat dilihat dari perbukitan hijau eksotis berpadu dengan punggung bukit
bergerigi serta tebing bebatuan tegak kokoh menantang. Dan begitu banyak bukit
cadas berdiri menjulang, berserak di hamparan bukit dan hutan, seolah
mengabarkan bahwa memang Tuhan menganugrahkan kecantikan pada kawasan ini.
Di Tanah Toraja
terdapat beberapa kesenian yang dapat memberikan suatu pengetahuan secara tak
langsung tentang adat dan istiadat serta pengetahuan tentang sejarah Tanah
Toraja. Diantaranya adalah seni ukir, (seperti tau tau atau patung,ukiran
kayu,dll), kain tenun, seni tari(seperti tari pa’gelluk, pa’ randing,ma’
badong, ma’ bugi’ dan masih banyak lagi).
⩥ Upacara adat di Toraja ada dua yaitu, rambu
SOLO’ dan rambu TUKA’.
⩥ .Upacara Adat Rambu Solo ,sering
juga disebut upacara penyempurnaan kematian, karena orang yang meninggal baru
dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini lengkapi,
jika tidak orang itu masih di anggap sakit atau lemah, sehingga masih
diperlakukan seperti orang hidup dengan di baringkan di tempat tidur ,dan
sampai masih diberi makan, dan diajak bicara oleh para penghuni rumah bahkan tamu.
Upacara Rambu Solo menjadi sebuah “kewajiban" dan ini akan
menentukan posisi arwah orang yang meninggal tersebut, apakah sebagai arwah
gentayangan (bombo), arwah yang mencapai tingkat dewa (to-membali puang), atau
menjadi dewa pelindung (deata).
Dan upacara ini menentukan pula status sosial keluarga yang meninggal,
kalau datang dari keluarga bangsawan, jumlah kerbau yang disembelih berkisar
antara 24-100 ekor, sedangkan warga golongan menengah berkisar 8 ekor kerbau
ditambah 50 ekor babi.
Dulu, upacara ini hanya mampu dilaksanakan oleh keluarga bangsawan.
Namun seiring dengan perkembangan ekonomi, strata sosial tidak lagi berdasarkan
pada keturunan atau kedudukan, melainkan berdasarkan tingkat pendidikan dan
kemampanan ekonomi.
Puncak dari upacara Rambu Solo yaitu upacara rante, upacara rante
dilaksanakan di suatu lapangan khusus dengan proses pembungkusan jenazah
(ma‘tudan, mebalun), pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti
jenazah (ma‘roto), penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan (ma‘popengkalo
alang), dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir
(ma‘palao).
Di dalam proses pemakaman jenazah di pertontonkan Adu kerbau
(mappasilaga tedong), kerbau-kerbau yang akan dikorbankan diadu terlebih dahulu
sebelum disembelih. . Kerbau yang
dalam acara ini adalah kerbau kerbau dari keluarga ,meskipun juga ada
kerbau aduan yang datang mencari tantangan atau lawan, bahkan ada juga yang
untuk dites kemampuannya
Cara sembelih kerbau dilakukan dengan cara sekali tebas pada leher kerbau.
Sudah menjadi ciri khas masyarakat tana toraja dan kerbaunya yang disembelih
tidak sembarangan melaikan kerbau bule (tedong bonga) yang harganya cukup mahal
sampai dengan ratusan juta perekor.
Dalam upacara tersebut juga dipentaskan beberapa musik tradional,
seperti pa‘pompan, pa‘dali-dali dan unnosong; serta beberapa tarian, seperti
pa‘badong, pa‘dondi, pa‘randing, pa‘katia, pa‘papanggan, passailo dan
pa‘pasilaga tedong.
Pada keadaan tersebut biasanya
dilakukan pada musim libur seperti , bulan desember dan bulan juni , dan semua
keluarga yang ada diperantaun datang untuk menghadiri acara tersebut .
.
⩥ Upacara Adat Rambu
Tuka’ adalah acara yang berhubungan dengan acara syukuran misalnya acara pernikahan, syukuran
panen dan peresmian rumah adat atau tongkonan baru, atau selesai direnovasi.
yang menghadirkan semua rumpun keluarga. Semua Upacara tersebut dikenal dengan
nama Ma’Bua’, Meroek, atau Mangrara Banua Sura’.
Dalam upacara adat Rambu Tuka’
diikuti oleh seni tari : Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo
Samalele, Pa’Dao Bulan, Pa’Burake, Memanna, Maluya, Pa’Tirra’, Panimbong dan
lain-lain.
Untuk seni musik yaitu
Pa’pompang, pa’Barrung, Pa’pelle’. Seni Musik dan seni tari yang ditampilkan
dalam upacara adat Rambu Solo’ tidak boleh (tabu) ditampilkan pada upacara adat
Rambu Tuka’ inilah dua adat upacara yang di kenal di tana toraja dari dulu
sampai sekarang masih dipertahankan.
Ada lagi satu upacara yaitu upacara
ma’ nene’. Yang merupakan sebuah acara keluarga untuk mengenang kembali
keluarga yang telah meninggal beberapa tahun lalu untuk didandani dengan cara
mengganti pakaian dan petinya. Biasanya dilakukan setiap tiga tahun sekali.
Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu selesai panen.
Orang orang
Toraja percaya bahwa dengan menghormati orang yang telah meninggal , kita bisa
mendapat berkah darinya dan selalu diberi rezeki serta kesuburan tanah, dan
juga kita selalu dilindungi oleh roh orang yang telah meninggal agar terhindar
dari nasib buruk.
Itulah yang
bisa saya sampaikan tentang budaya toraja. Sebenarnya masih banyak yang belum
tersampaikan namun jika ingin mengetahuinya lebih lanjut silahkan datang ke
Toraja.
Sisi lain dari
toraja yaitu objek wisatanya, antar lain:
1.
Kuburan Bukit Cadas Lemo adalah situs pemakaman purba
bagi kepala-kepala suku toraja yang terletak di utara makale dengan jarak 9
kilometer dari makale di kecamatan makale utara dimana di deretan situs ini
terdapat deretan tau-tau (patung patung) sebagai simbol dari orang-orang yang
telah di makamkan.
2.
Kuburan Bukit Cadas Londa adalah kuburan disisi karang
yang terjal ini salah satu sisi dari kuburan yang berada diketinggian bukit
yang di mana , karang yang terjal ini mempunyai gua yang dimana di dalam gua
itu peti-peti mayat diatur berdasarkan garis keluarga.
3.
Kuburan Bukit Cadas Suaya adalah merupakan situs
pemakam raja-raja Sangalla dan tetap digunakan sampai sekarang. Kuburan ini
berada di dinding bukit cadas yang dipahat.
4.
Kuburan
Gua Tampangallo adalah sebuah kuburan goa alam yang terletak di Kecamatan
Sangalla' dan berisikan puluhan Erong, puluhan Tau-tau dan ratusan tengkorak
serta tulang belulang manusia. Pada sekitar abad XVI oleh penguasa Sangalla'
dalam hal ini Sang Puang Manturino bersama istrinya Rangga Bualaan memilih goa
Tampang Allo sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka meninggal dunia,
sebagai perwujudan dari janji dan sumpah suami istri yakni "sehidup semati
satu kubur kita berdua". Goa Tampang Alllo berjarak 19 km dari Rantepao
dan 12 km dari Makale.
5.
Kuburan Batang Pohon Kambira adalah suatu Kuburan
bayi yang ada di kambira, bayi yang di kuburkan adalah bayi yang giginya
belum tumbuh dan dikuburkan tampa dibungkus. Bayi yang meninggal ini dikuburkan
di dalam sebuah lubang yang benama pohon Tarra dengan maksud agar mirip dengan
rahim ibu karena di pohon ini banyak getah dengan maksud pengganti air susu ibu
dan supaya bayi-bayi yang akan lahir kemudian bisa selamat, lubang pohon ini
berdiameter sekitar 80 – 100 cm sampai 300 cm dan ditutup dengan ijuk pohon
enau. Pemakaman ini hanya dilakukan oleh orang Toraja pengikut Aluk Todolo
(kepercayaan kepada leluhur). Pelaksanaan Upacara secara sederhana dan bayi
yang di kubur berdasarkan strata sosial , semakin tinggi bayi itu di kubur maka
makin tinggi pula strata sosial keluarganya.
6.
Kuburan
Gantung Palatokke adalah kuburan gantung yang berlokasi
di labo. Ceritanya dahulu ada seorang pria (pala tokke) yang memiliki kesaktian
akibat kesaktiannya, ia bisa memanjat tebing dengan cara merangkak untuk
kemudian membuat lubang pada tebing yang digunakan untuk menancapkan kayu
sebagai penahan erong atau peti mayat purba. Atas jasanya maka kuburan ini
kemudian diberi nama palatokke oleh masyarakat.
7.
Kompleks
Tongkonan Kete Kesu’ adalah kompleks miniatur dengan deretan rumah-rumah
tongkonan dan lumbung-lumbungnya yang menjadi warisan budaya toraja..
8.
Kompleks Tongkonan Siguntu’ adalah tongkonan ini bisa
dibilang sebagai tongkonan tertua yang terletak di dusun kadudung desa nonongan
kecamatan Sanggalangi’ yang Jaraknya sekitar lima kilometer sebelah selatan
kota Rantepao atau 14 kilometer sebelah utara kota Makale. dibangun oleh
Tongdiseru, suami Tikee Rante. Tongkonan itu sudah diwariskan selama enam
generasi. Pemilik tongkonan ini terpandang di Toraja. Semula, tongkonan ini
bernama Tongkonan Tirorano karena pertama didirikan di Tirorano. Akibat roboh
para keturunanya mendirikannya kembali di Siguntu dan para keterunannya
berusaha menjaga keaslian tongkonan ini dengan beratap rumbai, dengan bahan
kayu terbaik, serta ornamen ukiran dan tanduk binatang sebagai lambang
kebesaran. mulai di buka utuk umum tahun 1973 pada acara mangrara banua sura’.
9.
Kampung Megalit Bori’ adalah Bori terletak
sekitar lima kilometer sebelah utara Rantepao, komplek situs jaman purba yang
masih ada dimana terdapat bebatuan yang besar yang dipenuhi oleh lubang-lubang
peti mati dengan ukuran 2x2 meter, proses pembuatannya bisa memakan waktu 1
tahun, situs ini berbentuk bebatuan yang besar dan menjulang tinggi dan
diperuntukkan untuk pekuburan bagi keluarga yang meninggal.
10.
Museum Buntu Kalando
adalah bekas istana raja Sangalla’,. museum ini diresmikan pada 29 Juli 1980
dan terdapat lima lumbung padi sebagai ciri istana/rumah adat Toraja didalam
museum ini ada banyak peninggalan raja seperti koleksi arkeologi, keramik, dan
seni rupa.
11. Arung
Jeram Sungai Sa'dan adalah sungai terbesar di Toraja, Lebarnya rata-rata 80
meter dengan panjang mencapai 182 km. Menjulur berliku dari dataran tinggi
pegunungan Latimojong ke arah Kabupaten Pinrang di barat daya Kabupaten Tana
Toraja.
12. Pemandian Alami Tilanga
adalah objek wisata pemandian yang didalamnya ada ikan-ikan dan belut karena
airnya yang jernih makanya airnya di pakai oleh PAM untuk penduduk makale dan
sekitarnya dan ini menandakan ketenangan tempat ini.
13. Pemandian
air panas Makula’adalah sebuah tempat pemandian umum yang airnya benar benar panas yang berasal dari sumber mata air panas yang
ditampung dalam kolam.
Itulah beberapa objek wisata yang dapat dinikmati di
toraja.
Sekarang
yang saya akan bagikan yaitu tentang keadaan orang toraja. Pada masyarakat
toraja, sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani, oleh sebab itu
makanan utama orang toraja adalah nasi. Kali saya akan menceritakan tentang
makanan khas dari toraja.
Makanan pokok orang toraja pada zaman
dahulu adalah hasil kebun, namun sudah jarang orang toraja yang berkebun, dan
mereka lebih memilih bertani. Makanan yang menjadi khas dari toraja adalah
sebagai berikut:
1.
Pa'piong
Makanan ini biasanya terbuat dari daging babi, ayam, ikan dan beras cara masaknya tinggal masukkan daging yang telah dibumbui kedalam bambu kemudian dibakar.
Makanan ini biasanya terbuat dari daging babi, ayam, ikan dan beras cara masaknya tinggal masukkan daging yang telah dibumbui kedalam bambu kemudian dibakar.
- Untuk Pa'piong (Babi) Makanan ini adalah
makanan terbuat dari babi yang dicampur dengan sedikit rempah-rempah bersama
dengan lombok katokkon(cabe asli Toraja). dan uniknya di masak dengan
menggunakan bambu dan yang kemudian di panggang.
- Sedangkan untuk Pa’piong manuk (ayam), Makanan ini adalah makanan yang terbuat dari ayam yang juga dicampur dengan rempah-rempah.Proses pembuatannya sama dengan pa’piong babi, juga di masak dalam bambu, yang kemudian di panggang.
- Sedangkan untuk Pa’piong manuk (ayam), Makanan ini adalah makanan yang terbuat dari ayam yang juga dicampur dengan rempah-rempah.Proses pembuatannya sama dengan pa’piong babi, juga di masak dalam bambu, yang kemudian di panggang.
2.
Pantollo’pamarasan
Pantollo’ pamarasan merupakan masakan khas Toraja yang terbuat dari daging babi yang diolah dengan pamarasan (rawon) yang dicampur dengan sedimikian rupa menggunakan rempah-rempah khas Toraja.Makanan ini biasanya disajikan dalam acara-acara adat masyarakat Toraja.Selain dimasak dengan menggunakan daging babi, Tollo’pamarasan juga bisa diolah juga dengan belut dan ikan.
Pantollo’ pamarasan merupakan masakan khas Toraja yang terbuat dari daging babi yang diolah dengan pamarasan (rawon) yang dicampur dengan sedimikian rupa menggunakan rempah-rempah khas Toraja.Makanan ini biasanya disajikan dalam acara-acara adat masyarakat Toraja.Selain dimasak dengan menggunakan daging babi, Tollo’pamarasan juga bisa diolah juga dengan belut dan ikan.
3.
Deppa Tori'
Makanan ini merupakan kue khas Tana Toraja selain bentuknya yang unik, rasanya juga tidak kalah dengan Kue dari Kuliner lainnya. Bahan utamanya tidak jauh dari beras, yaitu tepung beras, gula merah dan dibubuhi wijen diatasnya.
Makanan ini merupakan kue khas Tana Toraja selain bentuknya yang unik, rasanya juga tidak kalah dengan Kue dari Kuliner lainnya. Bahan utamanya tidak jauh dari beras, yaitu tepung beras, gula merah dan dibubuhi wijen diatasnya.
4.
Terakhir adalah kopi toraja yang sudah terkenal sampai luar negeri.
Sekian yang saya sampaikan tentang budaya Toraja,
semoga bermanfaat tulisan saya ini. Terima kasih.
KURRE
SUMANGA’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar